Senin, 13 Oktober 2008

puisi-puisi io part II

"Terjerat"

Melepaskan mu sama dengan mengabaikan mu dalam gelapku..
Kau dan cahayamu hentikan sejenak nafas terdalamku
Sehingga tak kurasakan malam yang gelap sekalipun saat kau masih genggam jiwa surutku.
Terjeratku dalam senyum abadimu..
Langkahku mundur menghitung waktu yang pernah terbuang bersamamu.

Bukan ambangan dari cerita trilogi
Mendasar dan kandas di akhir perjalanan
Mendadak jiwaku lenyap dalam tangismu
Seperti biasa nafasku terhempas ke sudut gelap dingin dan beku..

Diakhir, kebahagiaan datang dengan senyumu terkembang
Terimakasih kau masih berikan senyum hangat itu.


"lom dapet judul"

mungkin denganmu adalah tanda..
mungkin denganmu adalah jawaban
mungkin denganmu adalah sinar
mungkin denganmu adalah keceriaan
dan mungkin denganmu adalah harapan..
denganmu kumiliki pertanda..
denganmu kumiliki jawaban
denganmu kumiliki sinar
denganmu kumiliki keceriaan
denganmu kumiliki harapan..
namun tanpamu..
kumiliki hatimu.

"lom punya judul yg pas"
ada usul? ketik di comment yah..


"Jendela ratapan"

sepagi ini aku bimbang
sepagi ini kutunggu sapamu
sepagi ini kutunggu senyummu priaku
ketukan dahan cintamu depan kamar rinduku
kan kusenandungan rapal jingga asmaraku padamu
priaku.
datangkan hangat peluk kokoh dahanmu di jiwa-jiwa lelahku.
aku menantimu priaku.

Jendela ratapan (bukan Tembok ratapan yah)
disenandungkan Cinta (disini mewakili kaum wanita) untuk Pria-nya yg io sendiri gak tau ada dimana tuh Pria.
buat para jomblo..
emang enak jomblo terus?? hihihihii..

4 komentar:

Unknown mengatakan...

Halo mas sudah mampir nih saya. Rupanya seneng bikin puisi yach.

rio mengatakan...

tengkyu mas buat kunjungannya btw url nya apa ik mas io lupa je..mas ryan.ninggalin link dnk.hehe

houseoftony mengatakan...

puisi2nya mantab! daleem banget..
koq bisa buat puisi men-dayu2 gitu?

Anonim mengatakan...

puisinya bagus.... :)